Cari Blog Ini

Rabu, 17 Agustus 2011

kumpulan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PPG baru













SILABUS
Sekolah                        : SDN 20 Kota Bengkulu
Mapel                         : PKn
Kelas/Semester           : IV/I
Standar Kompetensi : 2. Memahami Sistem Pemerintah Kabupaten, Kota dan Propinsi.

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
 PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR
2.1    Mengenal lembaga-
lembaga dalam susunan pemerin tahan Kabupaten, Kota dan Propinsi
1. Kognitif
a. kognitif produk
1.      Menjelaskan fungsi dari lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif pemerintahan propinsi

b. kognitif proses
1.      Mengidentifikasi fungsi dari lembaga legislative eksekutif, dan yudikatif pemerintahan propinsi
2.      Membedakan fungsi dari lembaga legeslatif, eksekutif dan yudikatif

2. Afektif membngun karakter
a.       Menam[pilkan sikap demokrasi pada proses pembelajaran
b.      Menampilkan sikap toleransi pada sikap pembelajaran
c.       Menampilkan sikap kebersamaan saling pada kegiatan pembelajaran.

3.      Psikomotor
a.       Melatih prilaku demokrasi pada proses pembelajaran
b.      Melatih prilaku toleransi pada proses pembelajaran
c.       Melatih prilaku kebersamaan /saling berbagi  pada kegiatan pembelajaran





Lembaga-lembaga dan susunan pemerintahan kabupaten/kota propinsi
§ Diskusi kelas, diskusi kelompok, kerja kelompok, kerja individu.

Penilaian kognitif

·  Penilaian produk
·  Penilaian proses

Afektif

Psikomotor


2x35 Menit
1.      Sumber Belajar
a.    Silabus KTSP kelas IV
b.    Silabus KTSP BSNP
c.    Warsidi, Edi. 2008. PKn. Jakarta : Depdiknas
2.      Media :





RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan    :  SD Negeri 20 Kota Bengkulu
Mata Pelajaran          :  PKn
Kelas/Semester           :  IV / I
Alokasi Waktu           :  2 x 35 Menit (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi  :  2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten,                                             kota dan   provinsi
 

A.    Kompetensi Dasar
2.1.  Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota dan provinsi
B.     Indikator
1. Kognitif
a. kognitif produk
1.      Menjelaskan fungsi dari lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif pemerintahan propinsi

b. kognitif proses
1.      Mengidentifikasi fungsi dari lembaga legislative eksekutif, dan yudikatif pemerintahan propinsi
2.      Membedakan fungsi dari lembaga legeslatif, eksekutif dan yudikatif

2. Afektif membngun karakter
a.       Menam[pilkan sikap demokrasi pada proses pembelajaran
b.      Menampilkan sikap toleransi pada sikap pembelajaran
c.       Menampilkan sikap kebersamaan saling pada kegiatan pembelajaran.

3.      Psikomotor
a.       Melatih prilaku demokrasi pada proses pembelajaran
b.      Melatih prilaku toleransi pada proses pembelajaran
c.       Melatih prilaku kebersamaan /saling berbagi  pada kegiatan pembelajaran


C.    Tujuan Pembelajaran
1. Kognitif
a. kognitif produk
1.      Melalui diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menjelaskan fungsi dari lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif pemerintahan propinsi dengan benar

b. kognitif proses
1.      Melalui diskusi kelompok, siswa dapat  mengidentifikasi fungsi dari lembaga legislative eksekutif, dan yudikatif pemerintahan propinsi
2.      Melalui penugasan, siswa dapat membedakan fungsi dari lembaga legeslatif, eksekutif dan yudikatif dengan tepat.

2. Afektif membngun karakter
a.       Siswa berembuk dalam membedakan fungsi dari lembaga legislative, eksekutif, yudikatif pemerintahan propinsi sikap demokrasi,toleransi)
b.      Siswa bersungguh-sungguh menyelesaikan tugas LKS yang diberikan Guru (sikap mandiri dan kerja keras)
c.       Siswa menyelesaikan LKS yang dibagikan guru (kerjasama)

3.      Psikomotor
a.       Melatih prilaku demokrasi pada proses pembelajaran
b.      Melatih prilaku toleransi pada proses pembelajaran
c.       Melatih prilaku kebersamaan /saling berbagi  pada kegiatan pembelajaran


D.    Materi Pembelajaran
Lembaga-lembaga dan susunan pemerintahan kabupaten/kota propinsi
E.     Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
1.      Pendekatan                 : CTL
2.      Teknik/strategi            : tanya jawab, diskusi, pemberian tugas
           
F.     Kegiatan Pembelajaran
a.      Kegiatan Awal  (10 menit)
1.      Siswa di kondisikan pada situasi belajar yang kondusif.
2.      Guru melakukan apersepsi dengan mengulang pembelajaran yang baru dipelajari siswa mengenai lembaga-lembaga yang ada di Kabupaten yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti “Anak- anak kita sekarang tinggal di provinsi apa” ?. Ada berapa kabupaten di Provinsi Bengkulu. Kemudian guru mengemukakan beberapa pertanyaan yang akan dikaitkan dengan pembelajaran yang akan di pelajari yaitu lembaga-lembaga yang ada di Provinsi Bengkulu.
3.      Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b.      Kegiatan inti (45 menit)
1.    Tanya Jawab antara guru dan siswa tentang pengertian pengertian lembaga-lembaga yang ada di Provinsi Bengkulu.
2.    Guru mengeluarkan media bagan Lembaga Pemerintahan Daerah Provinsi.
3.    Tanya Jawab antara guru dan siswa mengenai perangkat daerah Provinsi Bengkulu.
4.    Guru memberikan penguatan dan penghargaan kepada siswa yang mengemukakan pendapat dengan tepat.
5.    Siswa dibagi dalam kelompok kecil
6.    Siswa dalam kelompok diberi LKS
7.    Siswa mengerjakan LKS dengan bimbingan guru
8.    Masing-masing kelompok mempersentsikan jawaban LKS di depan kelas.
9.    Guru melakukan pemantapan materi pembelajaran dengan menggunakann media bagan Lembaga Pemerintahan Provinsi.
10.          Siswa diberikan kesempatan bertanya mengenai materi pembelajaran yang belum jelas.
c.       Kegiatan akhir (15 menit)
1.      Siswa menyimpulkan materi pembelajaran dengan bimbingan guru.
2.      Siswa mengerjakan evaluasi
3.      Guru memberikan tindak lanjut

G.    Sumber Pembelajaran
Media   : Struktur  lembaga pemerintahan kabupaten/ kota
Sumber                : 1. KTSP 2006 SD 20 Kota Bengkulu
2.  Silabus PKn ke las IV SD 20 Kota Bengkulu
3. Sarjan. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Bangga Menjadi Insan Pancasila untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta : Depdiknas4. Adnan, Warsito. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 4 SD. Jakarta : Tiga Serangkai.
v  Penilaian
a.       Proses : menilai kegiatan diskusi dan kerja kelompok saat mengerjakan LKS
Menilai kegiat an diskusi kelas
b.      Hasil    : menilai hasil akhir (tes tertulis dengan menggunakan LP


Bengkulu,, Agustus 2011
Guru kelas


Ari Yanto




Lembar Soal

Jawablah pertanyaan di bawah ini !

1.    Sebutkan 2 unsur   lembaga pemerintahan provinsi ?
2.    Jelaskanlah tugas dan wewenang gubernur ?
3.    Sebutkan 3 fungsi DPRD !
4.    Siapa yang memimpin/mengepalai sebuah provinsi ?
5.    Kepada siapa Gubernur bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan wewenangnya?

Kunci Jawaban Soal

1.    Gubernur, DPRD,
2.     
ü  Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah di tingkat  kabupaten/kota
ü  Penyelenggaraan urusan pemerintah di daerah provinsi dan kabupaten/kota
ü  Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten.
3.    Legeslasi (menyusun peraturan daerah),mentusun  anggaran dan melakukan pengawasan pengawsan.
4.    Gubernur
5.    DPRD provinsi.

Pedoman Penilaian
No  soal
Skor tiap butir soal
1
20
2
30
3
20
4
20
5
10
Jumlah Skor
100

kumpulan model-model pembelajaran bahan skripsi PGSD

Bab I
PENDAHULUAN
Revolusi dibidang pendikan ditandai dengan adanya perubahan paradikma belajar. Paradikma tardisional percaya bahwa belajar yang baik adalah penuh disiplin, patuh dan guru sebagai satu satunya sumber ilmu. Sementara itu, nampak bahwa hasil dari proses pembelajaran semacam itu menciptakan siswa ( dan bahkan juga guru ) yang monoton, statis dan “ mesin hidup  “. Oleh karena itu saat ini guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dituntut hendaknya lebih mengacu kepada pembelajaran aktif, efektif, efisien, menyenangkan dan bermakna bagi siswa karena pembelajaran akan lebih berhasil apabila melibatkan potensi siswa

            Pendekatan Contextual and teaching learning  ( CTL ) adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa agar4 menghubungkan pengetahuan dan terapanya dengan kehidupan sehari hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
            Prinsip dasar dari CTL muncul dalam penekanan pendekatan pengajaran kontektual dalam bentuk:
1)       Belajar Berbasis Masalah ( Probllem Based Learning ). Belajar bukan sekedar drill infoemasi tetapi bagaimana menggunakan informasi dan berfikir kritis untuk memecahkan masalah yang ada didunia nyata.
2)       Pengajaran autentik ( Authentic Intruction ) pendekatan pengajaran yang memperkenalkan siswa untuk mempelajari kontek mermakna sesuai dengan kehidupan nyata. Kita belajar berenang dengan renang, belajar bernyanyi dengan nyanyi.
3)       Belajar berbasis Inquiri ( Inquiri based learning ) melajar bukanlah mengkonsumsi melainkan memproduksi dengan mengetahui apa yangmenjadi kebutuhan keingintahuan dan mencari sendiri jawabanya.
4)       Belajar berdasar proyek( tugas terstrutur) belajar bukan sekedar menyerap hal kecil sedikit demi sedikit dalam waktu panjang tetapi secara terpadu untuk mendapatkan banyak hal. proyek membantu orang untuk  melibatkan keseluruhan mental dan fisik, syaraf , indera termasuk kecakapan sosial dengan melakukan banyak hal sekaligus. 
5)       Belajar berbasisi kerja ( Work Based learning) untuk membuat belajar efektif belajar harus didasarkan pada pengalaman dan bukan kata kata semata. Jika kita mencari informasi perlu membaca kata kata. Jika kiat memerlukan pengalaman dengan melakukanya. Belajar adalah bekerja dan ketika orang bekerja ia belajar banyak hal.
6)       Belajar layanan jasa ( Servis learning ) Emosi amat menentukan proses dan hasil belajar. Perasaan positif yang timbul saat belajar dapat mempercepat belajar. Belajar dengan percaya diri, merasa dibutuhkan, bekerja sama/menolong orang lain dan akarb pada kegiatan diluar maupun didalam kelas lebih menjanjikan hasil.
7)       Belajar Kooperatif ( Cooperative Learning ) biasanya orang akan belajar lebih banyak melalui interaksi dengan teman teman. Satu kelas besar yang belajar bersama akan menghasilkan prestasi lebih baik daripada setiap individu belajar sendiri sendiri karena persaingan yang terus menerus antar pribadi justru akan melelahkan dan mereduksi hasil belajar.

Strategi pembelajaran kontektual

1)       Menekankan pentingnya pemecahan masalah/problem
2)       Mengakui perlunya kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam berbagai konteks seperti rumah, masyarakat dan tempat kerja, alam dll.
3)       Mengontrol dan mengarahkan pembelajaran siswa agar siswa dapat belajar sendiri/mandiri
4)       Bermuara pada keragaman kontes kehidupan siswa yang berbeda beda
5)       Mendorong siswa belajar dari sesama teman dan belajar bersama sama
6)       Mengunakan penilaian authentik  (authentic assesment )

Tujuh pilar  Contextual Teaching And Learning ( CTL ).
CTL memiliki tujuh komponen yang disusun agar belajar menjadi lebih hidup seperti analogi anak TK, anak kecil merupakan pembelajar yang hebat karena secara totalitas merka dalam belajar. Mereka menggunakan seluruh tubuh dan indera untuk belajar dibanding dengan orang dewasa yang duduk berjam jam diruang kuliah dengan aktivitas tunggal mencatat.
            Sebagaimana sebuah rumah ketujuh pilar penyangga kuat maka eumah tersebut akan kuat dan kokoh demikian juga sebaliknya jika pilar penyangganya berkurangatau bahkan tidak ada, ketujuh pilar tersebut adalah:

1)       Kontrukvisme ( contructivism )
Kontruktivisnme merupakan landasan berfikir ( filosofi ) pendekatan CTL yaitu bahwa penegetahuan bukanlah seperangkat fakta fakta konsep atau kaidah yang siap diambil dan diangkat. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide ide. Siswa harus mengkontruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri  informasi dari guru secara instant.
      Dengan dasar itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkontruksi “ bukan “menerima” pengetahuan. Ssiswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar. Siswa menjadi pusat kegiatan bukan guru yang menjadi pusat kegiatan.
      Dalam pandangan kontruktivisme strategi memperoleh lebih diutamakan dibanding seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan. Untuk itu tugas seorang guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan :
§  Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa
§  Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri.
§  Menyadarkan siswa agar menerpakan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2)       Menemukan  ( Inkquiri )
Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil Mengingat seperangkat fakta fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.
Pembelajaran inquiri mendorong siswa seluruh pkiran dan tubuh untuk bersama sama aktif baik didalam maupun diluar kelas. Guru hgarus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatanenemukan, apapun materi yang diajarkan. Misal topik batas wilayah propinsi Bengkulusudah saatnya ditemukan oleh siswa bukan “ menurut buku atau guru “.
                   Siklus inquiri dapat membantu siswa menemukan sendiri pengaetahuanya, tetapi hal ini bukan dogma yang harus diikuti dengan kaku. Siklus inquri tersebut adalah:
§  Merumuskan masalah
§  Mengamati atau melakukan observasi
§  Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,bagan,tabel dan karya lainya
§  Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca. Teman sekelas, guru atau audien yang lain
§  Mengevaluasi hasil temuan bersama.
Para digma belajar yang lama telah memisahkan kesatuan utuh manusia yang terdiri dari rasa, karsa, dan karya. Gerak fisik bukan hanya dianggap mengganggu tetapi justru menjadi “ disorder beharvior “. Ketika belajar berhitung matematika sebatas menggerakana tangan untuk menghitung dengan muka serius dan kerutan kening.pembelajaran menjadi abstrak dan tidak masuk akal dan duduk terus menerus. Maka pelajaran berbasis inquiri inilah tonggak kebangkitan gagasan untuk mulai berfikir dana bergerak.
3)   Bertanya ( Questioning )
            Pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama dalam pebelajaran berbasis  CTL. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membinbing dan menilai kemampuan berfikir siswa.
Dalam pembelajaran produktif kegiatan bertanya berguna untuk:
§  Menggalai informasi
§  Mengecek pemahaman siswa
§  Mengetahui sejauh mana ke inginan siswa
§  Mengetahui hal hal yang sudah diketahui siswa
§  Memfokuskan perhatian siswa
§  Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyan dari siswa
§  Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
4)   Masyarakat Belajar (learning comunity )
     Konsep earning comunity ialah hasil pembelajaran yang diperoleh dari kerja sama dengan orang lain.
Model pembelajaran dengan teknik “ Learning comunity “ sangat membantu proses pembelajaran di kelas. Praktiknya dalam pembelajaran terwujud dalam :
§  Pembentukan kelompok kecil
§  Pembentukan kelompok besar
§  Bekerja sama denga  kelas sederajad
§  Bekerja kelompok dengan kelas diatasnya
§  Bekerja dengan masyarakat
§  Mendatangkan alhi kekelas misal pengurus koperasi, peneliti dll

5)   Pemodelan ( modeling )
        Dalam pendekatan CTL guru bukan satu satnya model, model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Misal seorang siswa daoat memberi contoh melafalkan suatu kata.
Bagaimana contoh praktik pemodelan dalam kelas?
§  Guru ekonomi menunjuk seorang siswa sebagai pedagang
§  Tukang kkayu mendemontrasikan mengetam kayu
§  Guru olah raga memberi contoh berenang
6)   Refleksi Reflection )
     Mengulang apa-apa yang sudah yang sudah kita pelajari, merasakanya membayangkanya denganmenggunakan jurnal diskusi hasil proyek.refleksi merupakan kegiatan mengevaluasi diri karena itulah siklus kehidupan yang nyata.
7)   Penilaian yang sebenarnya. ( authentik Assessment )
        Proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan siswa.
Karakteristik autentic assessment adalah:
§   Dilaksanakan selama dan sesudah prosespembelajaran berlangsung
§   Berkesinambungan
§   Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif
§   Yang diukur ketrampilan performens bukan mengingat fakta
§   Terintegrasi
§   Dapat digunakan sebagai feed back

Bab II

PEMBELAJARAN KOOPERATIF
(COOPERATIVE LEARNING)
Pembelajaran kooperatif sebagai salah satu basis pembelajaran CTL berusaha mengoptimalkan keseluruhan anggota kelas sebagai salah satu tim yang maju bersama. Disinilah siswa belajar untuk membangun pengetahuanya sekalugus perasaan yangdiwujudkan dalam perilaku belajar dan peduli terhadap orang lain.
Model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah:
1)      Model Jigsaw.
Langkah langkah pembelajaranya sebagai berikut:
a)      Kelompok Kooperatif ( awal )
§  Siswa dibagi kedalam kelompok kecil yang ber anggotakan 3 – 5 orang
§  Bagikan wacana atau tugas yang sesuai denga materi yang diajarkan
§  Masingmasing siswa dalam kelompok mendapatkan wacana/tugas yang berbeda beda dan memahami informasi yang ada didalamnya.
b)      Kelompok Ahli.
§  Kumpulkan siswa yang mempunyai tugas sama dalam satiu kelompok sehingga jumlah ahli sesuai dengan tugas yang telah dipersiapkan oleh guru.
§  Dalam keolmpok ahli ini tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi ahli sesuai tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
§  Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memehami dan dapat menyampaikan informasi tentang hasil tugas yang telah dipahami kepada kelompok kooperatif.
§  Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli masing masing siswa kembali kekelompok kooperatif (awal )
§  Berikan kesempatan secara bergiliran masing masing siswa untuk menyampaikan hasil dari tugas dikelompok ahli.
§  Apabila kelompok sudah menyelesaikan tugasnya, secara keseluruhan masing masing kelompok melaporkan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi/penegasan.

2)      Model numbered heads together.
Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata-pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik didik.
Langkah langkah Pembelajaranya  sebagai beikut:
§  Siswa dibagi dalam beberpa kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompokmendapat nomor urut.
§  Guru memberikan tugas dan masing masing kelompok mengerjakanya.
§  Kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benardan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
§  Guru mengambil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
§  Tanggapan dari kelompok lain
§  Teknik kepala bernomor ini juga dapat dilanjutkan untuk mengubah komposisi kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain
3)      Model Decision Making ( Pengambilan keputusan)
Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan ketrampilan mengumpulkan informasi tentang suatu permasalahan , berfikir kritis dan kreatif.
Langkah langkah pengambilan keputusan.
§  Informasi tujuanan perumusan masalah
§  Secara klasikan tayangkan gambar, wacana atau kasus permasalahan yang sesuai dengan materi pelajaran atau kopetensi yang diharapkan.
§  Buatlah pertanyaan agar siswa dapat merumuskan permasalahan yang sesuai dengan gambar, wacana, atau kasus yang disajikan.
§  Secara berkelompok siswa diminta mengidentifikasikan permasalahan yang terdapat disekitar siswa yang sesuai meteri yang dibahas dan cara pemecahanya.
§  Secara kelompok/ individu sswa diminta mengidendifikasi permasalahan yang terdapat dilingkungan sekitar siswa yang sesuai dengan materi yang dibahas dan cara pemecahanya.
§  Secara kelompok/ individu siswa diminta mengemukakan alasan mereka memilih alternatif tersebut.
§  Secara kelopmpok/indifidu siswa diminta meminta tindakan untuk mencegah terjadinya masalah tersebut.
Uraian diatas sedikit contoh dari sekian banyak model pembelajaran kooperatif, berikut kami sampaikan satu contoh pembelajaran kooperatif model Jigsaw.



























RENCANA PELAJARAN( RP )
Satuan Pendidikan      : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran            : IPS – Geografi
Kelas                           : V
Semester                      : 2(dua)
Waktu                         : 2 x 40 menit
Standar kompetensi    :  Kemampuan memahami : (1) keragaman kenampakan alam
                                      dan sosial ,budaya, dan kegiatan ekonomi di Indonesia
                                      (2) perjalanan bangsa Indonesia dari masa Hindu-
                                      Islam sampai masa kemerdekaan dan : (3) wawasan
                                      Nusantara, penduduk, dan pemerintahan serta kerja keraspara
                                      tokoh kemerdekaan
Kompetensi Dasar      :  Mendiskripsikan kenampakan alam di Indonesia.
Indikator                     : 1.  Menemutunjukan pada peta persebaran flora diberbagai
                                           wilayah di Indonesia.
2.      Menemutujukana pada peta persebaran fauna di Indonesia.
3.      Menemutunjukan persebaran suaka marga satwa di  Indonesia
Materi pembelajaran     :
§   Pengertian flora
§   Pengertian fauna
§   Pengertian suaka marga satwa
§   Sebaran flora , fauna dan suaka marga satwa
Ketrampilan Sosial        :  1.   Siswa dapat mengajukan pertanyaan
2.      Siswa dapat bekerja sama.
3.      Senjadi pendengar yang aktif
4.      Siswa dapat menerima dan menghargai pendapat orang lain/teman sebaya.
Model Pengajaran       :               Pembelajaran Kooperatif/ Jigsaw


Sumber Pelajaran        :
1.      Buku pegangan siswa Flora dan fauna
2.      Atlas Indonesia
3.      LKS
Strategi Pembelajaran / kegiatana belajar
No
Kegiatan belajar
waktu
keterangan
1
Pendahuluan
·         Apersepsi, guru menanyakan materi yang diberikan pada pertemuan terdahulu
·         Memotivasi kesiapan belajar siswa
·         Informasi kompetnsi yang ingin dicapai, agar siswa mengetahuai materiyang akandi kuasai setelah pembelajaran berakhir.
·         Kelas dibagi menjadi 8 kelompok beranggotakan 4 orang membahas tugas yang tidak sama.



2
Kegiatan inti
Kelompok kooperatif (Awal )
1.    Siswa dibagi dalam kelompok kecil beranggotakan 4 orang .
2.    Bagikan wacana beserta tugasnya, biarkan mereka memilih tugas yang cocok untuk diri mereka sendiri.
3.    Setiap siswa mendapat tugas dan tanggung jawab yang berbeda untuk mendalami iformasi atau pesan dalam wacana.
Kelompok Ahli
1.    Setiap siswa mendapat tugas yang telah disepakati/ dipilih
2.    Perintahkan siswa dengan tugas yang sama berkumpul menjadi satu utuk membahas dan mendiskusikan tugas yang sama ( sebagai kelompok ahli )
3.    Guru memantau pada masing masing kelompok agar seluruh siswa berperan aktif dalam membahas tugasnya, agar dapat menyampaikan hasilnya kepada anggota kelompok kooperatif ( Awal
Kelompok kooperatif Empat serangkai
1.    Perintahkan kembali siswa ke kelompok awal untuk menginformasikan hasil pembahasan/diskusi sesuai dengan wacana dan tusanya secara bergiliran.
2.    Secara bergiliran masing masing kelompok mempresentasikan hasil
3.    Klarifikasi/penegasan  dari guru tentang tugas yang dibahas


3
Penutup
1.    Kelompok diharapkan dapat melaorkan secara tertulis hasil diskusinya
2.    Tunjuk salah seorang siswa untuk merefleksi tentang materi yang telah dibahas bersama
3.    kesimpulan materi yang telah diajarkan guna memantapkan pemahanan siswa
4.    Tindak lanjut diberi tugas untuk membuat kliping tentang kerusakan lingkungan alam beserta penjelasanya.




PETA PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA